Senin, 25 Agustus 2008

abah..sebuah renungan cinta nduk

perahu itu abah...susah payah engkau rakit. dengan peluh,kesungguhan,keikhlasan,dan niat suci. betapa segalanya telah engkau luahkan. jiwa,raga,materi,hati,tenaga,pikiran. semuanya.
namun,kala perahu itu telah jadi dan mulai bisa berlayar... "mereka" dengan segala kedengkiannya mulai merebutnya darimu. dan engkau... tak pernah berusaha menahan, pun mempertahankan semuanya.
(air mataku mulai menggenang abah...)

abah. sosok yang dingin,tegas,keras,begitu punya sikap,namun begitu sabar.
aq tak penah bisa tau seberapa dalam "mereka" mencabik hatimu. aq tak pernah bisa menakar seberapa besar kau simpan sakit itu sendiri. aq tak pernah bisa tau seberapa luas hatimu menerima prilaku binatang "mereka". aku tak pernah tahu,kain mana yg terpakai untuk menyeka air matamu. aq bahkan tak pernah bisa melihat kesedihan di matamu.
(aku mulai menangis abah...)

yang kutau...engkau selalu saja khusu' dalam jihadmu. yang kutahu...hanya Allah lah yg selalu membuatmu istiqamah. yang kutau...engkau tak pernah berusaha mengambil apapun yang "mereka" rebut darimu. yang kutau,betapa tulus nya niatmu mengabdi padaNya,memperjuangkan agamaNya.
(aku merasakan betapa aku sangat mencintaimu abah...)

mungkin karna Allah begitu mencintaimu abah. engkau masih bisa tegar menjalani semua. bahkan akupun tak sanggup mengganti setiap kedamaian yg "mereka" rampas darimu.
(dadaku sesak...mengingat bagaimana "mereka" memperlakukan mu abah...)

abah...untuk hari ini,semoga engkau tau. bahwa cintaku padamu begitu kuat. aku merasa,tak akan ada yg mampu menghalangiku untuk sekedar membuat lega. paling tidak,duri-duri halus penuh racun itu semoga mampu ku sapu dari halamanmu. meski aku tak kan pernah sanggup meminta izin darimu,tapi aku yakin,engkau pasti tau apa yang kulakukan.
(abah,ridhai aku...)

abah...sosok yg mulai mampu menghuni seluruh ruang dalam diriku. seperti udara yg kuhirup. seperti darah yg mengaliriku. seperti mimpi dalam setiap mataku yg terpejam. semoga aku mampu membahagiakanmu abah,mengurai sedikit saja bebanmu,membuat masa tuamu tenang. abah...semoga Allah akan mengganti semua yg hilang darimu dengan yg lebih baik.

katabtu ana,fii syiddatil hubb ilakum yaa abii..............................
(sampai di tulisan ini,betapa tak tertahan keinginanku untuk memelukmu abah...)

.

Minggu, 10 Agustus 2008

siang bersamamu, kemarin

hampir 29 tahun umurku, belum pernah sekalipun engkau rebah di pangkuanku. bahkan pun saat itu...ketika jarum infus mengalirkan meratus ribu mili cairan yang entah apa namanya ke tubuhmu, atau saat engkau tersadar dari pengaruh obat bius setelah keluar dari ruang operasi. memang...beberapa tahun lalu engkau pernah memelukku saat aku terpeleset di tangga. moment itu tak pernah dapat kuhapus dari otakku. dan betapa aku sangat tidak menyangka, kemarin engkau rebahkan kepala di atas pangkuanku, seraya berkata: "aku ngelu nduk, pijetno kene..." (sambil tanganmu memegang kepala).

bah...abah,
meski sedinten elly ken mijet panjenengan, nggih purun mawon....hehehe...
elly selalu mencintaimu bah....
semoga kelak abiq bisa sepertimu....

.