Selasa, 16 Maret 2010

Meretas setapak dalam kabut, bersamamu...

Mengajakmu ke pasar tradisional pagi tadi biq....

Berboncengan naik polygon biru tua. Tanganmu melingkar erat di pinggang ibu. Kita menikmati pagi diantara ribuan hektar tanaman padi, sesekali mendengar gemercik aliran sungai-sungai kecil di sela pematang sawah. Kau berceloteh riang tentang betapa gembiranya kau bisa pergi bersamaku kali ini.

Ibu saaangat menikmatinya...

Sampai di pasar, dengan sabarnya kau menanti ibu selesai berbelanja. Sesekali kau tanya tentang ikan asin yang kau kira snack, kau tanya tentang bawang bombay yang menurutmu mainan lucu, sesekali juga kakimu berjingkat jijik oleh genangan air di lantai pasar yang becek. Hehehe....kau pasti risih ya....

Jatah ibu membeli semua kebutuhan lesehan telah selesai. "Ibu' sampun mantun?", katamu. "Nggih, sampun. D'abiq badhe nyuwun napa?". "Saumpami nyuwun dolanan angsal mboten?". "Dolanan napa? Dolanane kan pun kathah?". "Nggih napaaa...ngoten. Mirsani rumiyin nggih bu'...?". "Wokkeee......, ayuuuhhh....".

Kita pun berkeliling pasar, sambil sesekali kau jengah, ketika ibu terpaksa beberapa kali berhenti untuk menyalami dan saling menyapa tetangga2 yang kebetulan bertemu atau berdagang disana.

"Biiiq..., wonten rasukkan ipin upiiinn..., purun?" Tanyaku. "Mboten ah, rasukkane tasik kathah, dolanan mawon nggih?". (Waaa...., pinteeerr....., jatahe ra okeh-okeeeh, bathinku, qiqiqiqiq.......). Akhirnya kau pilih mainan yang kau suka. Mobil-mobilan sederhana, kau pilih yang menurutmu kau belum memilikinya. Hhhmmmm.......

Acara membeli mainan dan belanja telah selesai. Ibu mengajakmu kembali ke tempat belanja pertama untuk membayar dan menata bawaan pulang. Lagi-lagi kau sabar menunggu.
Mata mungilmu mulai berputar-putar (seperti mata tom yang gagal mengejar jerry dan terbentur pagar halaman, huihihiiii....lucu!!). Bibir mungilmu perlahan membentuk oval. Kau melongo biq...!!! Hahahaaa....

"D' abiq kinging napa?" Tanyaku, "bingung?". "Hehehe....inggih bu'. Teng mriki kog mbulet nggih, bingung d'abiq. Tiyange kog kuuuuwathuuuuwah nggiiihh....?" Sambil mata indahmu terus menelisik ke tengah kerumunan orang-orang, untuk kemudian kau sandarkan tubuhmu ke ibu' (wajahmu lucuuu sekali saat itu biq. Ibuu pun tak tahan untuk memeluk dan menciumimu. Ibu masih tertawa, sembari memberimu ciuman bertubi-tubi, dan kau....masih terbengong-bengong permanen, hahahaaa.... biiiq..biq).

Aku tau nak, pasar bukan tempat yang kau suka. Pasar tradisional itu bau, dan kotor. Dan kau sangat tidak terbiasa dengan suasana seperti itu. Sebenarnya ibupun juga. Tapi taukah kau, ada banyak hal yang ingin ibu sampaikan dari sana. Kelak kau akan mengerti, dan paaasti kau akan merindukan kembali saat-saat seperti tadi....., "suatu pagi, kepasar tradisaional bersama ibu".....

Sukomoro yang beranjak dari lengangnya subuh,
15 februari 2010.

.