Rabu, 10 Februari 2010

Beranda....., kian terasing

Biarkan aku mencintaimu diam-diam. Hatiku toh hanya segumpal daging merah. Tak kan mampu menguasaimu. Disana hanya dapat menyimpan sobekan waktu yang terbiar...kala tarian gerimis berdansa dipucuk daun padi.

Biarkan aku merindukanmu diam-diam. Adaku pun toh hanya di ujung jalan. Aku tak kan punya cukup bekal bertamu padamu. membawakanmu setangkup gejojak yang semestinya maumu...ketika jalan yg kau bentang begitu panjang.

Biarkan aku merasakanmu diam-diam. Aku toh hanya sebuah "kesederhanaan". Yang tiba-tiba tersangkut di ranting malam...kala hasrat keabadian menetes di reruntuhan awan.

Jantung hati....
Kau adalah ikrar hati
Bahkan ketika Tuhan Yang Maha Romantis
Mengutuk bumi
Kau adalah dengkuran yang berulang
Ketika pagi enggan berdebat dengan mata
Kau adalah gemercik ketenangan
Ketika keheranan merangkum sekian tanya

Dan kau, jantung hati....
Kau adalah epilog,
Ketika cinta tak lagi tenggelam
dalam pemahaman hidup yang sama sekali dangkal.


dinding bambu,
ketika senyap mencaci hujan 06 februari 2009

Tidak ada komentar: