Minggu, 21 Februari 2010

Serenade Senja

Limabelas menit. Langit menjadi poros hentakan sayap-sayap mungil yang mengepak. Melukis awan yang mulai meng-abu abu dengan titik-titik dinamis. Ah...benar-benar nuansa malam di ujung senja.

Lima belas menit. Udara sore itu mengejang. Membekukan nanar mata yang tandas terkuras. Ada lipatan pilu di balik udara dingin. Ada jemari kaki yang bermain di ujung genangan keruh. Menggeliat, melentur, menghentak.

Limabelas menit. Harmonisasi jengah yang berujung di bumi basah. Semangkuk keengganan terkulai. Meliuk-liuk dalam genggaman kepasrahan. Indah, tapi ini adalah kegilaan tanpa konsep, pppfffhhhhh...

Limabelas menit. Jiwaku menyuguhkan sekotak cinta. Pagelaran sarat ketakjuban yang membunuh waktu perlahan-lahan. Dan inilah aku. Kesadaran murni ketika setiap inci nafas adalah ketabahan.

Lima belas menit. Matahari mengintip risau di sela awan. Seolah mengusirku dari kebisuan. Tapi disinilah aku....dalam diam yang menguatkanku.


Tanah basah, 21 februari 2010

.

Tidak ada komentar: