Membingkai ketiadaan dalam pemahaman yang kian beringsut dari celah keihlasan
Aku, kau, dan beberapa helai hasrat itu seakan terus berotasi
Kesenjangan, perbedaan, dan kerinduan. Semua lebur, bertafakur dalam emosi yang mengalur
Saat itu, ekspresimu adalah nafasku
Jemarimu, adalah tarian senyum di ujung bibirku
Dan cintamu, adalah harmoni hidupku
Aku mencoba berkolaborasi dengan waktu
Mencoba meleraimu dari tangis nakalku
Mendewasakan rasa, ketika emosi bergejolak
Karna engkau bukanlah sebuah kebetulan
Bukan pula sebuah ketidaksengajaan
Engkau adalah skenario Tuhan untukku
Jadi biarlah aku egois tentangmu
Mengakarkanmu dalam tekstur hati,
Sampai nanti....
Sampai pemahamanku tak mampu membuatmu mengerti
Dalam gerimis, ditepi pematang sawah...
18 februari 2010
.
Kamis, 18 Februari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar