Minggu, 16 Maret 2008

kabut

merenda detik-detik yang berlabuh
membawa suasananya
dalam diam yang membekukan
aku betul-betul terpekur
memikirkanmu, merasakanmu
dalam takaran yang tak kumengerti
telah bisakah aku mencakup segala rasa
membuatmu benar-benar ada
dalam seluruh diriku?

kabut pagi masih tersisa sederet
membawa suasana yang tak kusuka
dingin. sepi. hampa
mencakup segala nuansa dalam
masa paling surut jiwaku
aku sendiri, menikmati kopi panas
dalam secangkir yang kecil
mencari bayangku di permukaannya
menemukan gejolakku padanya

.

1 komentar:

eb.32 mengatakan...

tiTiK KomA

aku kembali menerka-nerka .
ada yang berubah, ada yang tak lagi bergetar.
pada hujan yang tiba-tiba di dalam rumah.
aku ingin keluar, tadinya dia di sana.
di antara gelap subuh dan pohon-pohon basah.
melambai-lambaikan harapan di antara kecanggungan.

dia telah mendengar kematian yang sebentar lagi datang.
meresak serupa biola di dekat mata.
dan.
aku mulai mendengarkan apa yang ingin dia dengar.
raut mukanya suram memandang kehidupan.
namun mata itu telah menatap panjang
tak telanjang.
serupa kaki yang sedang menjejak .

sanksi, namun ia bertahan.
tak hendak pergi.

JIKALAU ADA WAKTU
DAN JEDA DIANTARA KATA
SISIPKAN SEKEDAR SAJA

Salam Perjumpaan